-->

Rokok Mencegah Pikun? Simak Kata Ahli

- 1/15/2018

Soreini.com, Demensia (Pikun) adalah istilah medis yang digunakan untuk menggambarkan sekelompok gejala yang terdiri dari kehilangan ingatan, gangguan penilaian, disorientasi dan perubahan tingkah laku, yang cukup akut untuk mengakibatkan kehilangan fungsi.

Gejalanya juga mudah dikenali dari masalah kepikunan  misalnya saja, manula yang sering kebingungan mencari kacamata, kuncirumah atau benda-benda sepele lainya. Jika kunci ditemukan ditempat-tempat yang tidak lazim seperti tempat garam atau semacamnya hal ini merupakan tanda-tanda kepikunan.

Ketua Divisi Neurobehavior Departemen Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta, Diatri Nari Lastri, menjelaskan ada dua penyebab pikun.

Pertama, penyakit infeksi seperti tumor otak. Pikun akibat infeksi dapat disembuhkan. Kedua, penyakit degeneratif seperti hipertensi dan kencing manis yang memicu kerusakan sel otak. Pikun jenis ini disebut demensia Alzheimer. Demensia Alzheimer biasanya terjadi di usia 65 tahun ke atas.

Pengidap demensia Alzheimer biasanya lupa hal-hal baru meski telah berkali-kali dipelajari. Namun mereka tidak merasa lupa. Baca: Kanker Paru Bisa Dideteksi dengan Hembusan Napas, Begini Caranya

“Contohnya, ibu Anda menanyakan hal yang sama berkali-kali dalam hitungan menit. Saat itu terjadi, Anda harus waspada. Rekomendasikan ibu untuk menjalani pemeriksaan fisik, neurologi, dan neuropsikologi termasuk Mini-Mental State Examination untuk mengetahui kemampuan kognitifnya masih baik atau memburuk,” beber Diatri di Jakarta, pekan lalu.

Ia mengingatkan, sampai sekarang belum ada obat untuk menghentikan kerusakan sel-sel otak manusia. Banyak penelitian dibuat tapi belum membawa manfaat dari aspek klinis.

Makanan untuk membersihkan plak-plak di otak pun belum ditemukan. Sejumlah riset menyebut konsumsi kunyit dan diet Mediterania (konsumsi makanan berbasis kacang-kacangan dan biji-bijian) diyakini bisa menghambat kerusakan sel otak. Lagi-lagi, itu masih butuh pembuktian. Baca: Pemakaman, Biayanya Bisa Sampai 8 Triliun, Simak 8 Contoh Ini

“Kepikunan dapat dihambat dengan menerapkan pola hidup sehat. Mumpung masih muda, cek kesehatan tiap 6 bulan meliputi pengecekan tekanan darah, kadar gula, kolesterol, dan kondisi jantung. Imbangi pengecekan berkala itu dengan olahraga rutin, hindari rokok dan alkohol serta melatih pikiran. Otak itu seperti pisau. Makin sering diasah, makin tajam,” Diatri mengimbau.

Dokter kelahiran 17 Juni 1963 itu membantah asumsi yang menyebut merokok mencegah kepikunan. Di sel saraf otak manusia memang ada reseptor nikotinik yang bertugas menangkap zat-zat nikotin dari rokok sehingga sel-sel otak bekerja lebih giat. Tidak heran, ada orang-orang yang habis merokok merasa pikirannya lebih jernih dan menemukan ide-ide baru.

“Namun dampak buruknya, rokok memicu gangguan vaskular. Ia menghambat kinerja pembuluh darah ke otak sehingga memperbesar risiko strok. Sementara alkohol memicu defisiensi vitamin B1 dalam tubuh. Padahal, vitamin B1 berfungsi memaksimalkan kinerja saraf,” tutup dia. (sumber, tempo)
Advertisement
comments