-->

Mau Usaha Tanpa Modal? Anda Bisa Usaha Angkringan Dengan Sistem Ini

- 8/02/2017

Soreini.com, Pada tahun 60-an angkringan merupakan tempat makan murah bagi masyarakan kelas menengah bawah, namun pada perkembanganya angkringan menjadi salah satu pilihan semua lapisan masyarakat. Angkringan dalam bahasa Indonesia adalah tongkrongan, dalam istilah Semarang angkringan juga disebut dengan kucingan, maksud dari kucingan adalah salah satu menu khas yang dijajakan adalah nasi kucing, nasi dengan porsi kecil (seperti porsi kucing makan) dengan berbagai macam lauk pilihan.

Kini angkringan bisa dijumpai diseluruh pulau jawa, bahkan beberapa kota diluar pulau jawa. Hal ini menunjukan angkringan merupakan bisnis yang cukup menjanjikan karena angkringan mudah diterima oleh banyak kalangan masyarakat meskipun hanya menyajikan hidangan yang sederhana.

Salah satu pengelola angkringan di Kota Pekanbaru, ia memulai usaha tersebut  sekitar 7 bulan dengan target pelanggan para mahasiswa dan penduduk sekitar. Meskipun hanya sebagai usaha sampingan ia bisa mengantongi keuntungan berkisar 50 ribu hingga 150 ribu per hari, hasil yang tidak kalah dengan bekerja sebagai karyawan, namun memiliki kepuasan tersendiri.

Jika anda ingin memulai usaha angkringan namun tidak memiliki modal yang cukup, janhan khawatir, anda bisa memulai dengan sistem kemitraan.

Sebuah usaha yang bisa dibilang sangat unik, membantu orang lain yang ingin memulai untuk memulai usaha namun tidak memiliki cukup modal, itulah prinsip dari sistem kemitraan.

Salah satunya yang digeluti oleh Dany Rizaldi, seorang warga Semarang yang memutuskan untuk menggeluti usaha Kemitraan Sego Kucing. Menurut alumni fakultas Psikologi UNISSULA ini untuk menjalankan usaha tersebut jangan semata-mata hanya untuk mencari uang, namun kita juga harus niatkan untuk membantu orang lain.

Biaya yang harus dikeluarkan sangat ringan, karena pengusaha angkringan hanya dengan menyisihkan uang sebesar 20.000 - 23.000 rupiah perhari untuk mendapatkan sewa gerobak angkringan lengkap dengan tenda, dengan minimal kontrak selama 1 tahun. Dany juga menerapkan kepemilikan jika usaha seorang mitra telah menjalani kerjasama selama 2 tahun.

"Kedepan aku juga pengen mendirikan paguyuban kemitraan, setidaknya ketika seorang mitra ingin membuka cabang dia tidak perlu sewa, ia bisa mengajukan pinjaman dari paguyuban tersebut." Ujar Dany kepada soreini.com.

Meski untuk saat ini kemitraan angkringan yang ia kelola baru memiliki mitra di kota Semarang, wacana untuk mengembangkan dikota lain sudah ada, bahkan untuk di Kota Brebes Dany bersama salah satu rekan pencinta alam Aggregate, tinggal menunggu mitra dari brebes yang ingin memulai usaha dengan sistem ini.

Bagaimana? Jika anda warga Semarang serius ingin menjalankan usaha tanpa modal, bisa menjadi salah satu mitra.

Advertisement
comments