-->

Ingin Bahagia Secara Finansial? Inilah Cara Islam dalam Mengatur Keuangan

- 10/11/2017

Soreini.com, Seberapa banyakpun penghasilan seseorang tidak berpengaruh dengan kebahagiaan finansial, ada orang dengan penghasilan paspasan namun mereka merasa cukup bahkan memiliki tabungan. Namun sebaliknya orang dengan penghasilan besar justru kerja mati-matian dan untuk melunasi hutang.

Untuk kita semua agar tidak mengalami hal buruk dalam urusan finansial atau bahkan sudah terlanjur, artikel ini akan bermanfaat bagi siapapun.

“dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Rabbnya.” (QS. Al-Isra’: 26-27)
Sebagai agama, Islam bukan hanya mengajarkan mengenai baik buruk, surga neraka, namun juga memberikan petunjuk dalam tatanan kehidupan manusia, salah satunya mengenai urusan finansial yang dijelaskan melalui Al-Quran dan hadis.

Berikut Cara  Mengatur Keuangan Menurut Islam

Atur 1-1-1

Rumus ini biasa dilakukan Salaman Al Farisi salah satu sahabat Nabi, bahwa beliau memiliki uang sebanyak 1 dirham, uang tersebut digunakan untuk modal membuat anyaman yang dijual seharga 3 dirham. Kemudian pendapatannya dibagi menjadi 1 dirham untuk kebutuhan keluarganya, 1 dirham untuk sedekah dan sisa 1 dirham digunakan untuk modal kembali.

Jika kita seorang karyawan bukan berarti tidak bisa menerapkan  cara ini, kita bisa  membagi tiga pendapatan yang diperoleh. 1/3 untuk digunakan kebutuhan sehari-hari, 1/3 untuk bersedekah dan sisanya untuk keperluan modal lagi.

Sisihkan Untuk Modal

Diriwayatkan oleh Ibrahim Al Harbi dalam Ghorib Al Hadits dari hadits Nu’aim bin ‘Abdirrahman, bahwa “Sembilan dari sepuluh pintu rejeki ada dalam perdagangan”

Islam sngat menganjurkan umatnya mencari nafkah dari perdagangan, oleh sebab itu Islam menganjurkan kita untuk menyisihkan tabungan untuk modal bukan untuk urusan konsumtif.

Hal ini juga berlaku bagi kita seorang karyawan, kita juga harus menabung untuk modal, yang nantinya akan berguna sebagai penghasilan tambahan.

Menabung


“Simpanlah sebagian dari harta kamu untuk kebaikan masa depan kamu, karena itu jauh lebih baik bagimu.” (H.R Bukhari)

Menabung memiliki banyak keuntungan untuk kehidupan ke depannya. Bagi kebanyakan orang, menabung adalah hal sulit, namun apapun alasanya jika kita bersungguh-sungguh maka tidak mustahil untuk menyisihkan uang tabungan. Uang yang kita tabung ini akan berguna untuk kebutuhan apa saja.


Tinggalkan Perilaku Boros


“Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebih-lebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.” (QS. Al-Furqon :67)

Pada prinsipnya seseorang bisa hidup dengan kebutuhan dasar, namun perkembangan jaman menuntut seseorang menjadi konsumtif. Padahal jika meninggalkan kebiasaan, makan enak setiap hari, beli barang mahal, atau perilaku boros lain tidak akan menyebabkan kepunahan, namun justru perilaku boroslah yang membuat seseorang menjadi sulit.

Belilah segala kebutuhan sesuai dengan kadarnya, tidak kurang dan tidak lebih. Hindari juga membeli segala sesuatu yang tidak diperlukan. Misalnya, saat memiliki sebuah ponsel, namun karena ada ponsel tipe terbaru, maka Anda membelinya berdasarkan keinginan bukan kebutuhan. Padahal ponsel yang lama masih bisa digunakan.

Bersedekah


Bersedekahlah kalian, karena sesungguhnya sedekah dapat menambah harta yang banyak. Maka bersedekahlah kalian, niscaya Allah menyayangi kalian. (Al-Wasail 6: 255, hadis ke 11)

Salah satu cara untuk mensucikan harta adalah dengan bersedekah. Hal ini dilakukan karena dalam islam 2.5% dari rezeki yang Anda terima ada hak orang lain di dalamnya. Oleh sebab itu sisihkan lah pendapatan yang diterima perbulannya untuk membantu orang-orang yang membutuhkan lewat berbagai macam badan penyalur sedekah.

Selain itu, Allah juga menjanjikan untuk menambah harta yang didapat dengan bersedekah Lewat bersedekah berarti Anda bersyukur atas nikmat yang diperoleh.


Hindari Berutang

"Barangsiapa utang uang kepada orang lain dan berniat akan mengembalikannya, maka Allah akan luluskan niatnya itu; tetapi barangsiapa mengambilnya dengan Niat akan membinasakan (tidak membayar), maka Allah akan merusakkan dia." (Riwayat Bukhari)

Hutang bisa dilakukan dalam keadaan darurat, seperti tidak terpenuhinya kebutuhan dasar, untuk pengobatan. Namun tidak jarang kita berhutang akibat dari hidup boros bahkan hutang untuk membeli barang yang tidak urgen atau bisa digantikan dengan cara lain, seperti ponsel, motor, rumah, bahkan tas mahal. Semua itu bisa ditunda dengan cara lain atau membeli yang murah terlebih dahulu.

Jika terpaksa berutang kepada seseorang, wajib hukumnya untuk melunasi. Hal ini dilakukan karena dalam Islam perihal utang menyangkut dunia dan akhirat. Bahkan, saat seseorang meninggal dalam keadaan berutang, ahli warisnya wajib untuk melunasinya.

Hemat dan Berkah

Mulailah untuk mencoba mengaplikasikan tips mengatur menurut ajaran Islam ke dalam kehidupan sehari-hari. Dengan begitu, keuangan Anda akan menjadi lebih teratur dan terhindar dari kerugian finansial. Selain itu, hidup juga semakin berkah.

Pada dasarnya hal diatas adalah yang dianjurkan oleh Islam, kita bisa mengimplementasikan dengan kondisi keuangan kita saat ini, jika kita bersungguh sungguh tidaklah sulit untuk membangun kebahagiaan finansial. (www.cermati.com)

Advertisement
comments