
Andika memakai papan luncur lengkap dengan seragam wisudanya dari rumahnya di Manisrejo, Kecataman Taman, ke lokasi, wisuda di Kampus Unika Wima, Jalan Manggis, Kelurahan Kejuron, Kecamatan Taman.
"Tadi saya menuju tempat wisuda dengan menggunakan skateboard. Jarak rumah saya ke kampus sekitar tiga kilometer," kata Andika di Kampus Unika Widya Mandala Madiun, Sabtu pagi. Dikutip Soreini.com dari laman Tribun Medan.
Kedatangan Andika ke tempat wisuda dengan cara unik ini menjadi pusat perhatian tamu undangan dan wisudawan lain. Sesampainya di tempat wisuda, Andika menitipkan papan skateboard-nya di satpam.
Diketahui, Andika juga membahas persoalan olahraga dan bisnis skateboard pada skripsinya.
"Skripsi saya berjudul Analisis Studi Kelayakan Toko 'Skateshop' di Kota Madiun mendapat nilai B plus. Skripsi itu mengangkat layak tidaknya kota Madiun memiliki skateshop. Dari analisis saya, Kota Madiun layak memiliki skateshop karena banyaknya komunitas dan tingginya minat anak muda bermain skateboard," ujar sarjana Teknik Industri itu.
Menurut Andika, anggota komunitas skateboard di karisidenan Madiun terus berkembang. Total ada 200-an mulai dari Ngawi, Ponorogo, Magetan, Pacitan hingga Kota Madiun.
Kata Andika, ketiadaan skateshop di Kota Madiun, membuat anggota komunitas selama ini terpaksa membeli skateboard dan aksesorinya di Surabaya, Yogyakarta, dan Solo.
Ia berharap, bila ada skateshop di Kota Madiun maka komunitas mudah mengakses dan membeli skateboard dan peralatannya. Tak hanya itu, keberadaan skateshop di Kota Pecel akan memangkas biaya transportasi.
Advertisement