-->

19 Penghuni Panti Jompo di Pekanbaru Hidup Terkurung di Sel Hingga 10 Tahun

- 1/30/2017

Kondisi menyedihkan di panti yang berlokasi di Jalan Lintas Timur KM 20, Kecamatan Tenayan Raya, Pekanbaru


Soreini.com, Pekanbaru - Dinas Sosial Provinsi Riau dan Lembaga Perlindungan Anak Riau menemukan 19 pasien panti jompo di Pekanbaru menempati ruangan-ruangan dengan teralis besi sehingga menyerupai sel.

Kondisi menyedihkan tersebut terdapat di panti yang berlokasi di Jalan Lintas Timur KM 20, Kecamatan Tenayan Raya, Pekanbaru, ketika dipantau pihak Dinsos pada Minggu, 29 Januari 2017.

Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA), Esther Yuliani, mengatakan para pasien dikurung di dalam ruangan berteralis besi yang dikunci dari luar selama bertahun-tahun. Di dalam sel, mereka tidur beralas dipan kayu.

“Ada yang paling lama 10 tahun dikurung. Mereka semua dapat berkomunikasi baik dan gembira saat dibawa,” kata Esther seperti dikutip Soreini dari BBC Indonesia.

Atas keprihatian tersebut kini ke-19 orang itu telah dievakuasi dan dipindahkan ke Rumah Sakit Jiwa Pekanbaru untuk diperiksa.

Evakuasi juga dilakukan terhadap 14 penghuni panti jompo di Jalan Cendrawasih, Kecamatan Marpoyan Damai, Pekanbaru. Kondisi mereka serupa dengan para penghuni panti jompo di Jalan Lintas Timur KM 20. Kedua panti ini dikelola Yayasan Tunas Bangsa.

Kondisi para penghuni dua panti jompo itu terungkap setelah peristiwa kematian M Zikli, bayi berusia 18 bulan yang menghuni Panti Asuhan Tunas Bangsa di Jalan Lintas Timur KM 13, Kecamatan Tenayan Raya, Pekanbaru.

Kejadian ini mengundang perhatian kepolisian karena ditubuhnya mengalami luka-luka. Kapolresta Pekanbaru, Kombes Susanto, mengaku pihaknya telah mengautopsi jenazah. Namun, visum penyebab kematian belum rampung.

“Meski demikian, dugaan tanda-tanda kekerasan itu ada. Keterangan dokter, ada (hantaman) benda tumpul,” kata Kombes Susanto.

Insiden ini juga disoroti Dinas Sosial Provinsi Riau dan Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Riau. Untuk mengetahui kondisi panti asuhan yang merawat M Zikli, mereka mengunjungi Panti Asuhan Tunas Bangsa.

“Ada lima kamar kosong, tidak dimanfaatkan, seperti tempat sampah. Ada makanan yang seperti habis digigit tikus, ada tahu sudah berbuih. Toiletnya tidak layak, seperti rumah yang sudah puluhan tahun tidak dibersihkan. Anak-anak sedang makan, kita melihat banyak lalat dan belatung,” tambah Ester.


Advertisement
comments