Soreini.com, Nilai tukar mata uang merupakan salah satu parameter perekonomian suatu negara, karena nilai tukar mata uang memiliki peran langsung dalam perdagangan antar negara. Hampir sebagian besar negara-negara didunia saat ini terlibat dalam pasar bebas.
Bagi perusahaan investasi dan investor mancanegara, nilai tukar mata uang akan berdampak pada return dan portofolio investasinya.
Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Tukar Mata Uang
Nilai tukar mata uang suatu negara adalah relatif, dan dinyatakan dalam perbandingan dengan mata uang negara lain. Misalnya nilai dollar terhadap rupiah, hal ini pasti akan berpengaruh secara langsung perdagangan kedua negara tersebut. Negar yang mata uangnya menguat akan memiliki nilai eskpor lebih mahal dan pada saat mengimpor barang harga yang didapat lebih rendah dan sebaliknya. Berikut ini 6 hal yang menyebabkan perubahan forex.1. Perbedaan Tingkat Inflasi Antara Dua Negara
Suatu negara yang memiliki tingkat inflasi yang rendah, nilai tukar mata uangnya akan menguat dibanding dengan negara yang tingkat inflasinya tinggai.Suatu negara dengan tingkat inflasi konsisten rendah akan lebih kuat nilai tukar mata uangnya dibandingkan negara yang inflasinya lebih tinggi.
Daya beli mata uang tersebut relatif lebih besar dari negara lain. Pada akhir abad 20 lalu, negara-negara dengan tingkat inflasi rendah adalah Jepang, Jerman dan Swiss, sementara Amerika Serikat dan Canada menyusul kemudian. Nilai tukar mata uang negara-negara yang inflasinya lebih tinggi akan mengalami depresiasi dibandingkan negara partner dagangnya.
2. Perbedaan Tingkat Suku Bunga Antara Dua Negara
Dengan merubah tingkat suku bunga bank sentral suatu negara, bisa mempengaruhi inflasi dan nilai tukar mata uang. Suku bunga yang lebih tinggi akan menyebabkan permintaan mata uang negara tersebut meningkat. Investor domestik dan luar negeri akan tertarik dengan return yang lebih besar. Namun jika inflasi kembali tinggi, investor akan keluar hingga bank sentral menaikkan suku bunganya lagi. Sebaliknya, jika bank sentral menurunkan suku bunga maka akan cenderung memperlemah nilai tukar mata uang negara tersebut.3. Neraca Perdagangan
Suatu negara akan dikatakan devisit jika membayar lebih mahal pada negara yang menjadi mitra dagangnya. Dengan demikian untuk membeli suatu barang negara tersebut membutuhkan mata uang dalam jumlah lebih banyak yang menyebabkan nilai tukar mata uang negara tersebut terhadap negara partnernya melemah. Keadaan sebaliknya disebut surplus, dimana nilai tukar mata uang negara tersebut menguat terhadap negara partner dagang.4. Hutang Publik (Public Debt)
Neraca anggaran domestik suatu negara digunakan juga untuk membiayai proyek-proyek untuk kepentingan publik dan pemerintahan. Jika anggaran defisit maka public debt membengkak. Public debt yang tinggi akan menyebabkan naiknya inflasi. Defisit anggaran bisa ditutup dengan menjual bond pemerintah atau mencetak uang. Keadaan bisa memburuk bila hutang yang besar menyebabkan negara tersebut default (gagal bayar) sehingga peringkat hutangnya turun. Public debt yang tinggi jelas akan cenderung memperlemah nilai tukar mata uang negara tersebut.5. Rasio Harga Ekspor Dan Harga Impor
Jika harga ekspor meningkat lebih cepat dari harga impor maka nilai tukar mata uang negara tersebut cenderung menguat. Permintaan akan barang dan jasa dari negara tersebut naik yang berarti permintaan mata uangnya juga meningkat. Keadaan sebaliknya untuk harga impor yang naik lebih cepat dari harga ekspor.6. Stabilitas Politik Dan Ekonomi
Para investor tentu akan mencari negara dengan kinerja ekonomi yang bagus dan kondisi politik yang stabil. Negara yang kondisi politiknya tidak stabil akan cenderung beresiko tinggi sebagai tempat berinvestasi. Keadaan politik akan berdampak pada kinerja ekonomi dan kepercayaan investor, yang pada akhirnya akan mempengaruhi nilai tukar mata uang negara tersebut.Bagi pelaku Forex trading harus memperhatikan keenam poin diatas sebagai rujukan dalam transaksi mata uang. (seputarforex.com)
Advertisement