Soreini.com, Pengadilan Kentucky, Amerika Serikat, menangis, pada 9 November 2017 lalu diguncang oleh seorang pria berjenggot bernama Dr. Abdul Munin Sombat Jitmoud.
Dr . Abdul Munin J, bukan hanya menmbuat seisi ruang sidang terkejut bahkan menangis, namun seluruh publik Amerika pun memberi respon positif atas kemuliaan hati Dr . Abdul Munin Jitmoud.
Dalam sebuah persidangan atas pelaku perampukan dan pembunuhan yang menelan korban anak kandung Dr . Abdul Munin yang bernama Alm, Salahudin Jitmoud, bapak berjenggot tersebut tidak menunjukan rasa dendam sama sekali.
Berawal dari peristiwa pembunuhan anak Munim, pada 19 April 2015. Salahuddin Jitmoud, sang anak, saat itu bekerja sambilan sebagai pengantar pizza. di Lexington, Kentucky, AS pada malam hari.
Di tengah jalan, Salahuddin dirampok tiga orang pria. Satu dari ketiganya, Trey Relford (24), menusuk Saluhuddin bertubi-tubi hingga meninggal.
Dalam persidangan, Relford divonis bersalah dengan hukuman penjara. Pada saat hakim memberi kesempatan kepada Munim utk mengutarakan ucapan. Apa yang tertutur dari ucapan Dr . Abdul Munin Jitmoud membuat seisi ruang sidang menjadi haru.
Dengan intonasi suaranya yang lembut, dan bijaksana, beliau mengatakan hal berikut :
"Anakku, keponakanku, aku memaafkanmu, mewakili Salahuddin dan ibunya.
Aku tidak menyalahkanmu atas kejahatan yang telah kau lakukan.
Aku bahkan tidak marah padamu, karena menyakiti anakku.
Aku marah pada iblis.
Aku menyalahkan iblis, yang telah membimbing dan menuntunmu ke jalan yang salah, untuk melakukan sebuah kejahatan yg mengerikan ini.
Anakku (ia memanggil pembunuh itu dengan kata "anakku"), memaafkan adalah berkah, atau amalan terbesar dalam Islam."
Pada saat Dr . Abdul Munin Jitmoud mengatakan hal diatas, tiba-tiba suasana ruang sidang menjadi hening, sesaat suara isak tangis terdengar kuat.
Kebanyakan orang tua tidak akan tahan mengalami kehilangan putra tercintanya, namun Dr . Abdul Munin dia dengan hati yang iklas memaafkan pelaku pembunuh anaknya.
Pengacara Relford terlihat menangis. Hakim ikut menangis. Sejumlah wanita mengambil tisu, mengusap airmatanya. Bahkan, Hakim sampai memutuskan sidang reses. Karena ia terus menerus mengusap air matanya.
Relford, sang pelaku, hanya bisa takjub dan ia meminta maaf kepada Munim. "Aku sungguh kagum padamu, Ayah (penjahat ini memanggilnya Ayah), karena hanya orang kuatlah, yang bisa memaafkan mereka yang telah menyakiti orang tercintanya," ujar Relford, tulus.
Ia pun menambahkan, "Aku tidak bisa membayangkan kepedihan di hatimu, Ayah, aku sungguh minta maaf dan berterima kasih untuk kebaikanmu ini."
Munim memeluk Relford lebih erat lagi, menepuknya, penuh kehangatan. Subhanallah..!
Relford, pemuda dengan badan tegap ini, tak bisa membendung air matanya. Meleleh hangat di baju oranye jahatnya.
Bapak Muslim ini, Munim, bukan lelaki biasa. Ia merubah paradigma Amerika terhadap "hati nurani Muslim", yang ternyata penuh kasih sayang, penuh belas kasih, namun tetap tegar terhadap takdir dan nasib yang digariskan Allah. (facebook: Muhammad Baqir Rumi)
Dikirim oleh Muhammad Baqir Rumi pada 22 November 2017
Advertisement